Pertemuan antara Komisi 7 DPR RI dengan manajemen PT Changsin Indonesia di aula perusahaan yang memproduksi alas kaki di Desa Gintungkerta, Karawang.

KARAWANG,- Rombongan Panitia Kerja (Panja) daya saing industri yang terdiri dari Komisi 7 DPR R dan Kementrian PerindustrianI melakukan kunjungan ke PT Changsin Indonesia, di Desa Gintugkerta Kecamatan Klari, Karawang Jumat, 14 November 2025. Namun, lantaran merasa diperlakukan kurang ajar oleh manajemen PT Changshin Indonesia, mereka bubar pulang, sesaat setelah acara baru dibuka oleh MC acara.

"Kami disini dalam rangka monitoring karena tugas kami itu diatur undang-undang. Kami merasa dihalang-halangi melakukan fungsi kontroling. Diperlakukan seolah-olah pihak yang akan meminta sesuatu ke perusahaan," tutur salah seorang anggota Komisi 7 DPR RI. 

"Kalian kurang ajar, ini perlakuan kurang ajar," timpal anggota Komidi 7 DPR RI lainnya. 

"Kami sedang berupaya untuk kalian, pelalu usaha ada masukan apa untuk pemerintah. Kita datang membawa kementrian perindustrian," sebut anggota Komisi 7 lainnya. 

Sementara itu, Pimpinan Rombongan Panja Daya Saing yang juga Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Chusnunia Chalim menjelaskan, kedatangan rimbongan untuk meningkatkan daya saing kearah perkembangan ekonomi. Jika memang ada hambatan di industri manufaktur, apa saja, apakah regulasi atau bahan baku, kami minta masukan soal itu. Panja ini kolaborasi dengan banyak pihak, semoga daya saing bisa kian naik," tutur Chusnunia. 

Dikatakan, pihaknya memilih pulang dibanding meneruskan acara setelah mendapat intruksi dari para anggota, yang kemudian bersepakat untuk urung berdiskusi dengan manajemen PT Changsing. Dikatakan, protokol peerimaan tamu harus diperbaiki. Padahal sebelumnya pihak panja daya saing melalui kementrian perindustrian sudah berkordinasi dengan PT Changsin Indonesia. 

"Kami tertahan lama di pos satpam. Semua nama nama kami yang ada di mobil, semuanya dicatat, dikasih kartu visito, tolong diperbaiki protokolernya," katanya. 


"Baru kali ini kami diperlakukan seperti ini, sampai ada penyegelan kamera handphone kami. Di gerbang depan pabrik juga kami harus ditahan cukup lama," kata Anggota Komisi VII DPR RI lainnya, Ilham Permana. (Teguh Purwahandaka)