Pusaka (Persatuan Umat & Santri Karawang)


ULAMA, santri, dan Pondok Pesantren adalah tiga pilar penting dalam sejarah pendidikan dan pergerakan islam di indonesia, ketiganya memiliki keterkaitan dan memiliki peran yang saling melengkapi dalam membangun peradaban umat muslim yang “Rahmatan lil ‘alamin”. Dari masa ke masa sejarah ulama, santri dan pesantren telah memberikan kontribusi besar. Di setiap jaman dan situasi yang dilewatinya pondok pesantren terus berevolusi, di awal ajaran islam masuk ke nusantara peran pesantren memiliki fungsi sebagai pusat Pendidikan agama dan dakwah, lalu di era kolonialisme dan penjajahan bangsa asing di nusantara, pondok pesantren memiliki peran besar dengan menjadi benteng pertahanan budaya dan peradaban, serta menjadi episentrum perlawanan yang gigih dan militan terhadap kaum penjajah, karena di saat itu pesantren memiliki kemandirian yang tidak bergantung kepada pemerintah kolonial, lalu di masa kemerdekaan sampai sekarang keberadaan ulama, santri dan pondok pesantren terus berevolusi dalam menjawab tantangan zaman. 

Di era digital yang semakin bar–bar, dan di tengah keringnya ruhani spiritual masyarakat modern saat ini, kebijaksanaan, keteladanan dan tradisi keilmuan para ulama yang dijalankan dalam kehidupan kaum santri di pondok pesantren dinilai aneh dan tidak bermutu oleh sekelompok orang yang sama sekali tidak pernah menyelami dan mengalami kehidupan di pesantren, dan tidak juga mereka mengetahui betapa luasnya ilmu tentang ajaran islam yang diajarkan sejak di jaman Rosulullah Saw, para sahabat, dan ulama secara turun temurun dari jaman ke jaman dengan “sanad” keilmuan yang selalu dijaga. Kehadiran tehnologi yang semakin canggih semakin mendapat tempat ditengah – tengah sebagian besar masyarakat Indonesia, tidak terkecuali di kehidupan dan keseharian kalangan masyarakat muslim itu sendiri, kemajuan tekhnologi telah berperan penting dalam mempengaruhi perubahan pola pikir dan perlahan semakin menggeser prilaku social kebangsaan dan ke umatan masyarakat muslim di Indonesia, tidak sedikit saat ini bagi mereka menjadikan informasi yang tersebar di media social sebagai rujukan suatu kebenaran.

Kecanggihan di era 4.0 dengan kecerdasan buatan tidak hanya berhasil dalam merubah paradigma umat manusia, namun telah berhasil juga dalam menjadikan umat manusia sebagai budak informasi, karena dominasi itulah sehingga kemudahan akses informasi yang di fasilitasi oleh system dan tehnologi yang sedemikian canggih, sehingga oleh sekelompok orang yang ingkar terhadap keilmuan dan keteladanan para ulama menjadikannya tehnologi tersebut sebagai sarana propaganda untuk menyebarkan kebencian,mengadu domba umat, dan menstigma ulama, santri, pesantren dengan fitnah yang sangat keji. Umat hari ini sedang ada ditengah pusaran keragu – raguan, dan umat saat ini sedang berada di persimpangan jalan yang membingungkan, serta mengalami kebuntuan berpihak dalam mengambil rujukan kebenaran.fenomena langka dalam sepekan ini dimana ulama, santri, dan pondok pesantren secara tiba – tiba menjadi bulan – bulanan korban framing, cacian dan hinaan oleh satu acara di station tv nasional Trans 7, sementara Duka di buduran belum sempat hilang dalam ingatan umat, hari santri yang dinanti, ada dalam harapan disela – sela do’a dan dzikir mereka, kami sudah mulai tersadaran bahwa ini bukan sekedar lelucon belaka akan tetapi ini adalah alarm darurat yang harus di jawab dengan kesiap siagaan,dan keimanan. kami Sebagian kecil umat yang sampai saat ini masih butuh nasihat serta do’a keberkahan dari ulama, dengan penuh rasa khidmat semoga saja Langkah perjuangan ini, menjadi bukti ketakziman dan kecintaan kami terhadap para ulama, semoga kelak menjadi saksi di hadapan baginda Rosulullah SAW, bahwa kami telah menjadi salah satu dari umat kanjeng Nabi di akhir jaman yang setia menjaga “ulama warrosatul anbiya”. Tidak akan kupalingkan wajah ini semenitpun untuk selamanya akan terus memandang kemuliaan yang terpancar dari wajah para ulama “salafus shalih”, kepercayaan ini tidak akan pudar dari keyakinan kami bahwa santri – santri yang Tangguh akan tetap menjadi tulang punggung agama, bangsa dan negara ini. Dan pondok pesantren, majlis - majlis ilmu selamanya akan tetap relate dengan perkembangan jaman, sebagai suatu Lembaga Pendidikan yanbg berkarakter dalam mencetak generasi umat muslim yang berakhlakul karimah.