KARAWANG,– Kabupaten Karawang merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-392 dengan mengusung slogan dan logo “Masagi”, singkatan dari Maju, Amanah, Sejahtera, Adaptif, Giat, dan Inklusif. Masagi memiliki filosofi yang selaras dengan konsep kesempurnaan atau utuh, yang diambil dari bahasa Sunda. Tema ini mencerminkan semangat kebersamaan, pembangunan, dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.
Bupati Karawang, Aep Syaepuloh dalam rapat paripurna DPRD tentang HUT Karawang ke-392 menegaskan bahwa sejarah Karawang tidak bisa dilepaskan dari perjalanan panjang sejak peristiwa Kandang Sapi Gede, hingga kini menjadi daerah yang berkembang pesat.
“Karawang telah bertransformasi menjadi daerah yang menghadirkan ketenteraman bagi penduduknya, dengan budaya dan adat yang hidup berdampingan,” ujar Bupati Karawang, Aep Syaepuloh.
Menurutnya, Karawang dianugerahi letak geografis yang strategis, meliputi pegunungan, laut, hingga dataran rendah yang subur. Kondisi tersebut membuat Karawang terus tumbuh menjadi urat nadi pembangunan nasional, ditandai dengan hadirnya proyek strategis seperti PLTGU, pabrik baterai, Kawasan Industri Karawang International Center (KIC), Bank Indonesia, hingga Jalan Tol Jakarta–Cikampek II.
Dari sektor pertanian, Karawang tetap berkomitmen sebagai lumbung pangan nasional dengan luas sawah mencapai 110 ribu hektare dan produksi gabah kering panen (GKP) sebesar 1,37 juta ton per tahun. Pemerintah daerah juga terus melindungi usaha tani melalui program asuransi seluas 12 ribu hektare.
Di bidang pembangunan manusia, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Karawang tahun 2024 mencapai 73,82, sebuah capaian yang patut disyukuri. Pemerintah daerah juga mencatat sebanyak 3.379 usaha baru yang tumbuh melalui akselerasi UMKM dan promosi investasi.
“Realisasi investasi di Karawang pada 2024 mencapai Rp68 triliun, sementara pada 2025 hingga saat inu sudah mencapai Rp30 triliun. Ini menjadikan Karawang sebagai daerah dengan investasi terbesar kedua di Jawa Barat,” jelas Bupati.
Namun, pertumbuhan ekonomi juga diiringi tantangan. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Karawang masih berada di angka 8,64 persen. Untuk menekan angka tersebut, pemerintah daerah mengoptimalkan rekrutmen tenaga kerja melalui portal infoloker berbasis website.
Dari sisi pengelolaan keuangan, Pemkab Karawang kembali meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) ke-10 secara berturut-turut. Anggaran daerah dialokasikan untuk berbagai sektor, di antaranya pendidikan 23 persen, kesehatan 25 persen, infrastruktur 40 persen, serta program perlindungan sosial.
Program penanganan rumah tidak layak huni (rutilahu) juga menjadi prioritas. Tahun ini tercatat 12.500 unit rumah ditangani, dengan realisasi 2.805 unit atau sekitar 62 persen.
Selain itu, Bupati menekankan pentingnya perubahan pola pikir birokrasi. “Sudah bukan saatnya rakyat melayani pejabat. Justru pejabatlah yang harus hadir melayani rakyat,” tegasnya.
Program unggulan “Karawang Nyaah” juga terus dijalankan, dengan memberi bantuan bagi kaum jompo. Sedangkan untuk anggaran kesehatan yang digelontorkan mencapai Rp835 miliar untuk mendukung empat pilar layanan kesehatan.
Dengan mengusung semangat Karawang Masagi, Bupati mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga kebersamaan dan terus membangun Karawang agar semakin maju, sejahtera, dan bermartabat. (Advertorial)