Kepala Urusan Pemerintahan Desa Tanjung, Sidik, berfoto digapura kantor pemerintahan desa. 

KARAWANG,– Desa Tanjung yang berada di wilayah Kecamatan Banyusari, Kabupaten Karawang, berhasil menurunkan angka kemiskinan warganya. Mayoritas penduduk desa ini menggantungkan hidup dari sektor pertanian.

Kepala Desa Tanjung, Nita Amelia Herlinda, melalui Kepala Urusan Pemerintahan, Sidik menjelaskan, bahwa sebagian besar warga adalah buruh tani. “Saya turun langsung melakukan sensus ekonomi. Sekitar 70 persen warga bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan harian Rp100 ribu–Rp120 ribu, atau sekitar Rp2 juta–Rp2,5 juta per bulan. Sedangkan yang memiliki usaha kecil menengah (UMKM) rata-rata berpenghasilan Rp2,5 juta–Rp3,5 juta per bulan,” ujar Sidik, Rabu (17/9).

Selain sektor pertanian, Desa Tanjung juga memiliki UMKM khas di bidang kuliner. Produk unggulannya adalah kerupuk dengan cita rasa cikur (kencur) dan kunyit. “Kerupuk ini rasanya khas, sangat nikmat jika disajikan dengan kopi hangat di sore hari. Warga sekitar bahkan sering membeli lebih untuk disimpan, supaya bisa dinikmati kapan saja,” tambah Sidik yang akrab disapa Bobi.

Desa Tanjung sendiri terdiri dari empat dusun dengan jumlah penduduk sekitar 6.500 jiwa. Dalam forum minggon desa, pemerintah desa juga menyinggung soal kategori kemiskinan menurut Badan Pusat Statistik (BPS).

Sidik menjelaskan, kemiskinan ditentukan oleh rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. “Nilai garis kemiskinan ini terus berubah mengikuti kenaikan harga kebutuhan pokok dan pola konsumsi masyarakat. Pada survei Maret 2025, garis kemiskinan nasional ditetapkan sebesar Rp609.160 per kapita per bulan. Artinya, seseorang yang pengeluarannya di bawah angka tersebut masuk kategori miskin,” jelasnya.

Dengan berbagai upaya pemberdayaan ekonomi warga melalui pertanian dan UMKM, Desa Tanjung bertekad terus menekan angka kemiskinan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. (Marnando Sihombing)