Petugas menyiramkan air agar suhu udara yang panas karena terik matahari dapat menurun di EP SSB di Desa Ciranggon, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang. 

IBARAT air bah yang dipaksa masuk ke dalam botol kecil. Mungkin kalimat itu bisa menggambarkan situasi yang sedang dialami Stasiun Pengumpul Bambu Besar (SP BBS) selama bertahun-tahun. Sebagai jantung produksi PT Pertamina EP Zona 7 Subang Field, pekerja di SP BBS harus berhadapan dengan kondisi kurang ideal. HP Separation System-fasilitas pemisah gas bertekanan tinggi hanya mampu menampung 6 MMSCFD. Padahal, produksi gas non-associated yang harus diproses mencapai 13 MMSCFD.

Keterbatasan itu tidak sekedar membuat perusahaan kehilangan potensi penjualan gas hingga Rp 72 miliar per tahun, dan sistim kerap mengalami overcapacity sehingga menghadirkan resiko keselamatan. Para pekerja setiap hari berhadapan dengan tekanan tinggi yang bisa saja berujung insiden. Terkadang para pekerja di SP BBS menyiramkan air ke udara untuk menurunkan hawa panas dari terik matahari, dan memang pompa air bertekanan tinggi harus sewaktu-waktu dihidupkan sebagai mitigasi bencana kebakaran.

Sejak mulai beroperasi pada Desember 2019, SP BBS di Desa Ciranggon Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang, mencatatkan total produksi Subang Field sekitar 40 persen. Catatannya cukup impresif, produksi minyak mencapai 2.141 barel per hari (BOPD), sementara gas mencapai 19 MMSCFD. Peningkatan produksi di SP BBS masih terbuka lebar, namun perusahaan terkendala dengan pengadaan fasilitas baru yang biayanya bisa menelan puluhan miliar rupiah.

Di tengah kondisi tersebut, kelompok pekerja muda yang tergabung dalam tim PC Prove Bamboo Sweet mencoba mencari solusi. Mereka melakukan kajian teknis, memeriksa ulang aset yang dimiliki, hingga menemukan ide sederhana namun jitu. Memanfaatkan aset idle berupa separator dan scubber yang sebelumnya tidak digunakan di stasiun pengumpul lainnya. Ide solutif itu memakan investasi hanya sekitar Rp1,02 miliar.

Peralatan yang semula tak terpakai itu diadaptasi menjadi fasilitas penambah High Pressure (HP) Separation System di SP BBS. Pekerjaan instalasi, modifikasi dan komisioning dilakukan dengan penuh ketelitian, demi memastikan peralatan siap dioperasikan. Tanggal 30 Agustus 2022 menjadi hari bersejarah. Fasilitas baru hasil inovasi itu resmi beroperasi, dan sejak saat itu kapasitas pemisah gas melonjak lebih dari dua kali lipat, dari 6 MMSCFD menjadi 15,5 MMSCFD.

Dampak dari terobosan ini langsung terasa. Penjualan gas meningkat dari rata-rata 13 MMSCFD menjadi 15.5 MMSCFD. Tambahan 2.52 MMSCFD gas yang berhasil dijual, setara dengan peningkatan pendapatan Rp 91 miliar per tahun. Angka yang terbilang cukup tinggi, terlebih berasal dari ide solutif yang penuh dengan semangat efisiensi. Dalam konteks kontribusi terhadap negara, setiap rupiah dari hasil penjualan gas berarti dukungan terhadap ketahanan energi nasional.

Manfaat yang dirasakan tidak berhenti pada sisi finansial. Dari sisi keselamatan, resiko akibat overcapacity berhasil ditekan. Para pekerja di SP BBS bisa lebih bernapas lega. Tidak ada lagi rasa was-was setiap kali mesin beroperasi pada kapasitas penuh. Dari sisi moral, semangat kerja kian tumbuh. Survei internal menunjukkan skor kepuasan dan motifasi pekerja di SP BBS naik jadi 4,5 dari sebelumnya 5.

“Penjualan gas Bambu Besar merupakan sumber revenue penting bagi perusahaan. Tim Bamboo Sweet telah berhasil menambah gas sales sebesar 2,5 MMSCFD, dengan meningkatkan kapasitas HP Separation System menggunakan aset idle. Revenue perusahaan bertambah Rp 91 miliar per tahun. Selamat dan sukses untuk Subang Field, hebat!,” tutur bangga General Manager Zona 7 Region Jawa Pertamina EP, Afwan Daroni.

Keberhasilan ini kemudian menjadi perhatian manajemen Subholding Upstream Pertamina Hulu Energi. Model efisiensi seperti yang dilakukan di SP BBS dianggap bisa direplikasi di Setasiun Pengumpul yang lain. Pemanfaatan aset idle terbukti mampu menghadirkan solusi cepat, murah, dan aman, tanpa harus menunggu investasi besar. Bagi para pekerja di lapangan, proyek ini bukan sekadar pencapaian teknis. Lebih dari itu, terdapat kepuasan dan kebanggaan tersendiri. Berawal dari ide sederhana, bisa memperkuat operasi perusahaan sekaligus menjaga keberlangsungan energi bagi masyarakat. (Teguh Purwahandaka)